Seorang
mahasiswa di China menghadapi dilema yang besar saat dihadapkan pada
pilihan berhenti kuliah atau merawat ayahnya yang lumpuh. Akhirnya, dia
mengambil dua pilihan tersebut: merawat ayahnya di asrama dekat kampus.
Diberitakan Daily Mail,
Selasa 21 Januari 2014, remaja bernama Guo Shijun ini punya dua tugas
sebagai mahasiswa, yaitu belajar dan merawat ayahnya. Dia telah meminta
izin pada kampus agar bisa merawat ayahnya di asrama kampus selama
kuliah.
Setiap harinya Shijun harus bolak-balik antara kelas dan
asrama untuk memastikan keadaan ayahnya. Kendati sibuk berat, namun
prestasi Shijun di kampus itu sangat gemilang dengan nilai-nilai yang
bagus.
Pria 20 tahun ini berasal dari keluarga miskin di kota
Liuan, provinsi Anhui. Ibu Shijun mengalami gangguan mental usai sakit
meningitis. Ayahnya lumpuh dari pinggang ke bawah setelah terjatuh dari
ketinggian 15 meter saat melakukan pekerjaan kontruksi.
Ibunya
dirawat oleh kakek dan neneknya. Namun mereka tidak sanggup merawat
ayahnya. Akhirnya Shijun memutuskan untuk menjaganya. Dia lantas
memboyong ayahnya itu ke asrama kampusnya setelah mendapat izin dari
pihak universitas.
Untuk membiayai kuliahnya, dia meminjam uang
dari teman dan kerabatnya yang jumlahnya hampir mencapai Rp40 juta per
tahun. Itu hanya untuk biaya kuliah, belum termasuk biaya hidup Shijun
berdua dengan ayahnya.
Beruntung, berkat prestasinya, dia berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus.
"Saya
tidak bisa mengatakan bahwa kehidupan ini mudah, tapi satu-satunya cara
keluar dari masalah adalah bekerja keras, karena itu saya tidak
mengeluh. Saya kira setelah lulus kehidupan akan jadi lebih baik,"
ujarnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar